Monday, May 2, 2011

Mourinho Disarankan Minta Maaf

Pelatih Real Jose Mourinho duduk di kursi isolasi menyusul tindakannya memprotes wasit atas kartu merah yang diterima bek Pepe, pada leg pertama semifinal Liga Champions, di Santiago Bernabeu, Rabu (27/4/2011).

MADRID, KOMPAS.com — Mantan Manajer Chelsea Guus Hiddink meminta Pelatih Real Madrid Jose Mourinho meminta maaf kepada Barcelona atas komentarnya seusai pertandingan "El Clasico" pada leg pertama semifinal Liga Champions, Rabu (27/4/2011).

Pertandingan itu adalah pertemuan keempat kedua kubu pada musim ini. Sebelumnya, kedua kubu bertemu dua kali di Liga BBVA dan sekali di final Copa del Rey.

Sejak menit ke-60, Madrid bermain dengan sepuluh orang akibat kartu merah yang diterima bek Pepe seusai melanggar Dani Alves.

Mengacu pada foto dan rekaman video, tak ada kontak fisik antara Pepe dan Alves. Mourinho pun mempertanyakan dasar keputusan wasit Wolfgang Stark mengusir Pepe.

Bukannya mendapat jawaban, Mourinho malah diminta pindah ke kursi khusus sampai pertandingan selesai.

Seusai pertandingan, Mourinho mengatakan, ada kekuatan besar di balik Barcelona yang memengaruhi keputusan wasit di lapangan.

Menurut Hiddink, komentar Mourinho hanya supaya orang-orang tidak memerhatikan dan mengkritik cara bermain timnya.

"Mourinho telah kelewat batas. Dengan semua kritiknya, ia ingin mengalihkan perhatian orang dari bagaimana ia membuat timnya bermain," ujar Hiddink.

Lebih jauh, Hiddink juga mencontohkan ketika memimpin Chelsea menghadapi Barcelona pada leg kedua semifinal Liga Champions 2008-2009 di Stamford Bridge, 6 Mei 2009 lalu.

Saat itu, Chelsea unggul lebih dulu melalui Michael Essien pada menit kesembilan. Namun, pertandingan berakhir imbang 1-1 akibat gol Andres Iniesta pada menit ke-90+3.

Pertandingan juga diwarnai insiden kartu merah yang diterima bek Barcelona, Eric Abidal, pada menit ke-66 karena melanggar Nicolas Anelka.

Terjadi juga sejumlah kontroversi, yang dari kacamata Chelsea merugikan mereka, misalnya, pada satu momen di mana tangan Gerard Pique tampak mengenai bola tendangan Nicolas Anelka di kotak penalti, yang dinilai wasit Tom Henning Ovrebo bukan merupakan pelanggaran.

Mengingat pada leg pertama di Camp Nou kedua kubu hanya bermain imbang 0-0, Chelsea pun tersingkir karena kalah agresivitas di kandang lawan.

"Sebelum saya mengetahuinya, (Mourinho) melibatkan saya. Jose membandingkan pertandingan Real-Barca dengan Chelsea-Barca pada semifinal 2009 ketika saya adalah manajer di Stamford Bridge. Kami gagal ke final juga," kata Hiddink.

"Namun, perbedaan besar adalah kami tidak mengumpat soal konspirasi. Saya tak setuju sama sekali dengan Mourinho soal ini. Benar bahwa Chelsea dirugikan, terutama dengan handsball yang diabaikan pada injury time. Itu jelas kesalahan wasit."

"Beberapa hari setelahnya, ketika semua emosi sudah sirna, kami menyadari tiket final kami dirampok. Namun, tak pernah satu orang pun di Chelsea menuduh ada konspirasi. Anda jangan mengatakan itu. Pikiran seperti itu tak akan pernah masuk pikiran saya."

"Namun, tidak dengan Mourinho. Ia berlebihan. Saya pikir, ketika ia melihat kembali rekaman video pertandingan, ia harus meminta maaf. Jika ia tak melakukan itu, ia sengaja mengubah kebenaran demi kepentingan diri sendiri," paparnya. (GL)

No comments:

Post a Comment