Wednesday, November 9, 2011

Vietnam dan Myanmar Saling Menyerang

Pemain Filipina, Mark Andrew Hartmann (kanan), mencoba merebut bola dari penguasaan pemain Vietnam, Lam Anh Quang, pada pertandingan Sea Games, di Jakarta, Kamis (3/11/2011).

JAKARTA, KOMPAS.com - Laga kedua Grup B antara Vietnam dan Myanmar, Sabtu (5/11), di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, diprediksi berlangsung ketat. Kedua pelatih menjanjikan permainan menyerang sehingga penguasaan lini tengah sangat menentukan.

Vietnam yang pada laga pertama menang 3-1 atas Filipina patut mewaspadai kebangkitan Myanmar. Meski bulan lalu mereka membantai Myanmar 5-0 dalam turnamen Vietnam Football Federation (VFF), bukan berarti mereka kini akan menang mudah. Kamis lalu, Myanmar menunjukkan kapasitas sebagai tim kuda hitam. Meski hanya dengan 10 pemain, mereka menekuk Laos 3-2.

Dengan modal kemenangan di laga pertama, baik Vietnam maupun Myanmar sedang dalam kondisi mental yang bagus. Pertandingan kedua ini menjanjikan pertarungan seru karena kedua tim menerapkan permainan agresif melalui kecepatan pemain sayap.

”Filosofi permainan kami adalah menyerang. Karena itu, kami akan berusaha menekan sejak pertandingan dimulai. Myanmar tidak lebih jelek dari Filipina dan ini akan menjadi laga yang menarik,” kata Pelatih Vietnam Falko Gerd Goetz.

Pernah dibantai Vietnam Pelatih Myanmar Stefan Hansson mengatakan, Vietnam merupakan tim terkuat. Pelatih asal Swedia ini sudah mengalami sendiri bagaimana timnya dibantai Vietnam 0-5 pada turnamen VFF. Turnamen itu dinilai Hansson sebagai uji coba yang bagus untuk mematangkan persiapan. ”Kami memang tak terlalu diunggulkan melawan Vietnam. Namun, kondisi ini bagus karena kami senang jika musuh menganggap remeh kami,” katanya.

Myanmar patut mewaspadai pergerakan pemain sayap kanan Vietnam, Pham Than Luong. Pemain bernomor punggung 19 ini bakal menjadi senjata andalan saat melawan Myanmar. Barisan penyerang Le Van Thang, Nguyen Van Quyet, dan Le Hoang Thien yang cepat dan lincah bermanuver juga bakal menjadi ancaman berbahaya bagi lini pertahanan Myanmar.

Pemain Myanmar, Mai Aih Naing, menilai, turnamen ini sangat penting bagi para pemain muda untuk meniti karier sepak bola profesional di Myanmar National League (MNL). Karena itu, setiap pemain termotivasi bermain sebaik mungkin untuk bisa masuk ke klub-klub profesional.

Hansson sangat mengenal karakter para pemain muda Myanmar berbekal pengalamannya melatih klub MNL, Zayar Shwe Myay FC, selama lima tahun. Ia baru melatih tim U-23 Myanmar sejak 30 September menggantikan Milan Zivadinovic.

Formasi permainan menyerang yang diterapkannya, 4-1-2-3 atau 4-1-3-2, juga sesuai dengan karakter para pemain Myanmar. Pola permainan ini berjalan efisien saat melawan Laos di laga pertama mereka di SEA Games XXVI. Bahkan, saat bermain dengan 10 pemain, karakter menyerang tidak ditinggalkan. Pola permainan mereka tetap menyerang dengan formasi 4-3-2 dan variasi bertahan 5-3-1.

Myanmar memiliki sejarah sepak bola yang gemilang. Saat masih bernama Burma, mereka lima kali memenangi turnamen pendahulu SEA Games, yaitu Southeast Asian Peninsula (SEAP) Games pada 1965, 1967, 1969, 1971, dan 1973.

Brunei vs Timor Leste Brunei yang baru selesai menjalani hukuman dari FIFA ingin menuai hasil positif saat melawan Timor Leste. Mereka ingin menepis anggapan bahwa mereka tim pelengkap SEA Games 2011.

Pelatih Brunei Dayem Haji Ali mengaku sangat gembira bisa kembali tampil di SEA Games. Mereka selama ini tidak bisa ikut berkompetisi di ajang regional ataupun internasional karena dibekukan oleh FIFA selama dua tahun. Mereka akan menampilkan permainan terbaik meskipun persiapan tim hanya dua bulan.

”Kami sangat menghormati semua tim di Grup B, termasuk Timor Leste yang akan menjadi lawan pertama kami,” ujar Haji Ali.

No comments:

Post a Comment